Saat seseorang memasuki usia lanjut, berbagai perubahan terjadi di dalam tubuh, termasuk di otak. SOBAtku mungkin pernah melihat anggota keluarga atau kenalan yang mulai lupa di mana mereka meletakkan kunci atau kesulitan mengingat nama seseorang. Hal ini wajar sebagai bagian dari proses penuaan. Namun, dalam beberapa kasus, gangguan daya ingat ini dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti demensia. Apa sebenarnya demensia, dan bagaimana cara kita menjaga kesehatan otak agar tetap tajam seiring bertambahnya usia?
Demensia adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi daya ingat dan kemampuan berpikir seseorang. Dua jenis demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Alzheimer terjadi karena penumpukan protein abnormal di otak yang mengganggu sel-sel saraf. Sementara itu, demensia vaskular disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah di otak.
Masih banyak ditemukan anggapan bahwa demensia adalah bagian normal dari penuaan. Padahal, demensia sebenarnya adalah gangguan fungsi otak, bukan sekadar proses penuaan biasa. Pikun memang sering terjadi seiring bertambahnya usia, tetapi demensia adalah masalah kesehatan yang jauh lebih serius daripada sekadar lupa.
Tahapan Perubahan Kognitif pada Lansia
1. Gangguan Kognitif Ringan Terkait Usia (AAMI)
Pada tahap ini, seseorang mungkin mulai mengalami kesulitan mengingat nama, angka, atau informasi tertentu, tetapi masih bisa mengingatnya dengan bantuan isyarat atau pengingat. Kondisi ini umum terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun dan masih dianggap normal.
2. Gangguan Kognitif Sedang (Mild Cognitive Impairment/MCI)
Pada tahap ini, gangguan daya ingat mulai lebih terlihat dan dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Seseorang dengan MCI mungkin mengalami kesulitan mengingat kejadian baru, mengelola jadwal, atau menjalankan tugas yang lebih kompleks seperti menggunakan alat komunikasi, mengemudikan kendaraan atau mengatur keuangan. Kondisi ini berisiko berkembang menjadi demensia.
3. Demensia
Demensia adalah kondisi serius di mana gangguan kognitif semakin parah dan mulai mengganggu aktivitas harian. Penderitanya bisa mengalami kesulitan berbicara, memahami percakapan, kehilangan kemampuan untuk mengenali orang-orang terdekat, dan menjadi sangat tergantung pada orang lain. Selain itu, perubahan suasana hati dan perilaku juga sering terjadi.
Cara Menjaga Kesehatan Otak dan Mencegah Demensia
Meskipun tidak ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan demensia, ada berbagai cara yang dapat membantu memperlambat perkembangannya:
1. Terapi Obat (Farmakologis)
Beberapa obat dapat membantu mengurangi gejala dan memperlambat perkembangan demensia. Namun, penggunaannya harus dikonsultasikan dengan ahli atau tenaga medis yang bertanggung jawab.
2. Gaya Hidup Sehat dan Terapi Non-farmakologis
Langkah-langkah berikut dapat membantu menjaga fungsi otak:
- Pola makan sehat: Konsumsi makanan bergizi seperti kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan, telur, teh hijau, dan rempah-rempah seperti kunyit dan temulawak dapat membantu menjaga kesehatan otak.
- Rutin berolahraga: Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau senam otak selama minimal 20 menit sehari dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan menjaga fungsinya.
- Melatih otak dengan aktivitas baru: Belajar bahasa baru, bermain catur, atau melakukan hobi kreatif dapat membantu menstimulasi otak dan memperlambat penurunan daya ingat.
- Menjaga interaksi sosial: Berbincang dengan teman, berbagi cerita, atau melakukan aktivitas bersama dapat membantu menjaga kesehatan mental dan mengurangi risiko demensia.
Demensia bukanlah sesuatu yang tidak bisa dicegah. Dengan menerapkan pola hidup sehat dan tetap aktif secara mental serta fisik, kita dapat membantu menjaga fungsi otak tetap optimal dan menjalani kehidupan yang lebih berkualitas di usia lanjut. Sayangnya, tidak semua cukup beruntung untuk berada dalam kondisi bisa merangsang otak dan fisik secara cukup.
Sering kita temukan bapak dan ibu di usia senja yang kesulitan mencari teman interaksi, atau hiburan yang bisa merangsang otak. Berangkat dari keresahan tersebut, RS Dr. OEN SOLO BARU membangun komunitas, yaitu Klub Senior. Klub Senior memiliki tujuan untuk menciptakan kehidupan lansia yang sehat, aktif, produktif, dan mandiri. Anggota dari klub ini rata-rata berusia 50 hingga 75 tahun. Banyak sekali kegiatan yang dapat diikuti bersama, seperti senam dan tes memori khusus anggota.
Adanya Klub Senior menjadi jalan bagi RS Dr. OEN SOLO BARU untuk dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan dari Klub Senior juga difasilitasi oleh dokter-dokter dari rumah sakit, sehingga aman dan kredibel. Bagi SOBAtku yang membutuhkan informasi lebih lanjut terkait Klub Senior atau layanan rumah sakit yang lain, jangan sungkan untuk menghubungi RS Dr. OEN SOLO BARU.