Pernahkah SOBAtku membayangkan tulang yang kuat dan kokoh, tiba-tiba menjadi rapuh dan mudah patah? Itulah yang terjadi pada penderita osteoporosis. Kondisi ini seringkali datang tanpa gejala, mengintai di balik senyuman orang-orang terkasih kita, terutama mereka yang telah memasuki usia senja. Mari kita kenali lebih dalam tentang osteoporosis, agar kita bisa melindungi diri dan orang-orang terdekat dari ancaman tulang keropos ini.
Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang secara bertahap, membuat tulang menjadi lemah dan rentan patah. Tulang kita sebenarnya adalah jaringan hidup yang terus-menerus diperbarui. Namun, seiring bertambahnya usia, proses pembentukan tulang baru melambat, dan tulang lama lebih cepat hancur. Akibatnya, tulang menjadi keropos dan mudah patah, bahkan hanya karena benturan ringan.
Jenis-jenis Osteoporosis
Menurut Kementerian Kesehatan RI, osteoporosis terbagi menjadi dua jenis:
- Osteoporosis Primer: Jenis ini paling sering terjadi pada wanita pascamenopause dan lansia. Penurunan hormon estrogen pada wanita dan hormon testosteron pada pria, menjadi penyebab utama pengeroposan tulang.
- Osteoporosis Sekunder: Jenis ini disebabkan oleh penyakit tertentu, efek samping obat-obatan, atau tindakan operasi.
Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis
Selain faktor usia dan perubahan hormon, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Faktor-faktor tersebut ada yang bisa kita modifikasi dan ada yang tidak.
- Faktor yang Tidak Dapat Dimodifikasi:
- Jenis kelamin: Wanita lebih rentan mengalami osteoporosis.
- Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
- Ras: Wanita Kaukasia dan Asia memiliki risiko lebih tinggi.
- Riwayat keluarga: Memiliki keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko.
- Faktor yang Dapat Dimodifikasi:
- Kekurangan hormon seks: Rendahnya kadar estrogen atau testosteron.
- Anoreksia nervosa: Kekurangan nutrisi akibat gangguan makan.
- Defisiensi kalsium dan vitamin D.
- Gaya hidup tidak sehat: Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurang olahraga.
- Penggunaan obat obatan tertentu.
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis sering disebut “silent disease” karena gejalanya baru muncul saat tulang sudah melemah. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
- Nyeri punggung akibat patah tulang belakang.
- Postur tubuh bungkuk.
- Penurunan tinggi badan.
- Tulang mudah patah.
Diagnosis Osteoporosis
Untuk mendiagnosis osteoporosis, dokter dapat menggunakan beberapa cara seperti :
- Pemeriksaan riwayat medis dan fisik.
- Pengukuran kepadatan mineral tulang (BMD) dengan DXA.
- Pemeriksaan penunjang lainnya, jika diperlukan.
Pengobatan dan Pencegahan Osteoporosis
Mencegah osteoporosis lebih baik daripada mengobatinya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D.
- Olahraga teratur.
- Berhenti merokok.
- Membatasi konsumsi alkohol.
- Berkonsultasi dengan dokter mengenai terapi hormon.
Pengobatan osteoporosis bertujuan untuk mencegah patah tulang dan memperkuat tulang, melalui:
- Perubahan gaya hidup: Olahraga teratur, konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D.
- Pengobatan non hormonal: Suplemen kalsium dan vitamin D, serta obat-obatan seperti bifosfonat dan denosumab.
- Pengobatan hormonal: Terapi hormon estrogen atau testosteron, obat penumbuh tulang, kalsitonin, dan SERMs.
Komplikasi Osteoporosis
Osteoporosis dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Patah tulang, yang dapat menyebabkan nyeri kronis dan disabilitas.
- Mobilitas terbatas, yang dapat meningkatkan risiko penyakit lain seperti penyakit jantung dan diabetes.
- Depresi, akibat keterbatasan aktivitas dan rasa takut akan patah tulang.
Jaga Kesehatan Tulang Anda Bersama RS Dr. OEN SOLO BARU
Jangan biarkan osteoporosis merenggut kualitas hidup Anda. RS Dr. OEN SOLO BARU siap membantu Anda menjaga kesehatan tulang dengan layanan diagnosis dan pengobatan yang komprehensif. Segera konsultasikan kondisi tulang Anda dengan dokter kami, untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan efektif.